Sunday, September 26, 2010

Diagnosis dan Pengobatan Hiperemesis Gravidarum

Untuk menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidaklah sukar, yaitu dengan menentukan kehamilan dan adanya muntah berlebihan yang sampai menimbulkan gangguan aktivitas hidup sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang terus-menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh-kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya. Oleh karena itu, hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus diobati secara yang adekuat.
Kemungkinan penyakit lain yang menyertai kehamilan harus dipikirkan dan berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit hati, penyakit ginjal, dan penyakit tukak lambung. Pemeriksaan laboratorium dapat membedakan tiga kemungkinan kehamilan yang disertai penyakit.
Pengobatan yang baik pada emesis gravidarum dapat mencegah hiperemesis gravidarum. Dalam keadaan muntah berlebihan dan dehidrasi ringan, penderita emesis gravidarum sebaiknya dirawat sehingga dapat mencegah hiperemesis gravidarum. Konsep pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
1. Isolasi dan pengobatan psikologis. Dengan melakukan isolasi di ruangan sudah dapat menenangkan ibu hamil karena perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberi komunikasi, informasi, dan edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan kehamilan.
2. Pemberian cairan pengganti. Cairan pengganti dapat diberikan dalam keadaan darurat sehingga keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang diberikan adalah glukosa 5% sampai 10% dengan keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai sumber energi sehingga terjadi perubahan metabolisme dari lemak menjadi protein menuju ke arah pemecahan glukosa. Cairan tersebut dapat ditambah vitamin C, B kompleks, atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolisme. Selama pemberian cairan hams memerhatikan keseimbangan cairan yang masuk dan keluar melalui kateter, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan. Lancarnya pengeluaran urine memberi petunjuk bahwa keadaan ibu hamil berangsur-angsur membaik. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan darah, urine, dan bila memungkinkan pemeriksaan fungsi hati dan ginjal. Bila muntah berkurang dan kesadaran membaik, ibu hamil dapat diberikan makan minum dan mobilisasi.
3. Pemberian obat. Pemberian obat pada hiperemesis gravidarum sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat menyebabkan kelainan kongenital atau cacat bawaan bayi). Komponen (susunan obat) yang dapat diberikan adalah:
a. sedatif ringan (fenobarbital [Luminal] 30 mg, Valium);
b. anti-alergi (antihistamin, Dramamine, Avomin);
c. obat antimual/anti-muntah (Mediamer B6, Emetrole, Stemetil, Avopreg);
d. vitamin, terutama vitamin B kompleks dan vitamin C.
4. Menghentikan kehamilan. Pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis gravidarum yang tidak berhasil justru mengakibatkan terjadinya kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan pengguguran kandungan. Keadaan yang memerlukan pertimbangan pengguguran kandungan adalah:
a. gangguan kejiwaan (delirium, apati, somnolen sampai koma, terjadi gangguan jiwa ensefalopati Wernicke);
b. gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran penglihatan);
c. gangguan faal (hati [ikterus], ginjal [anuria], jantung dan pembuluh darah nadi meningkat, tekanan darah menurun
Dengan memerhatikan keadaan tersebut, pengguguran kandungan dapat dipertimbangkan pada hiperemesis gravidarum.
Prognosis dan Sikap Bidan
Sebagian besar emesis gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan sehingga sangat sedikit memerlukan pengobatan di rumah sakit. Penderita hiperemesis gravidarum yang dirawat di rumah sakit, hampir seluruhnya dapat dipulangkan dengan memuaskan sehingga kehamilannya dapat diteruskan. Bidan di desa dengan POLINDES dapat merawat ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum. Dalam perawatan perlu dilakukan konsultasi dengan dokter.
Daftar Pustaka
Buku Ajar Patologi Obstetri Oleh dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba, SpOG, dkk

No comments: